Kamis, 30 Desember 2010


Ibu...Aku ada pasangan hidup sendiri.... Bila senang, aku cari....pasanganku Bila sedih, aku cari....ibu Bila mendapat keberhasilan, aku ceritakan pada....pasanganku Bila gagal, aku ceritakan pada....ibu Bila bahagia, aku peluk erat....pasanganku Bila berduka, aku peluk erat....ibuku Bila ingin berlibur, aku bawa....pasanganku Bila sibuk, aku antar anak ke rumah....ibu Bila sambut valentine.. Aku beri hadiah pada pasanganku Bila sambut hari ibu...aku cuma dapat ucapkan "Selamat Hari Ibu"

Selalu.. aku ingat pasanganku
Selalu.. ibu ingat aku

Setiap saat... aku akan telepon pasanganku
Entah kapan... aku ingin telepon ibu

Selalu...aku belikan hadiah untuk pasanganku
Entah kapan... aku ingin belikan hadiah untuk ibu
Renungkan:

"Kalau kau sudah selesai belajar dan berkerja... masih ingatkah kau pada ibu?

tidak banyak yang ibu inginkan... hanya dengan menyapa ibupun cukuplah".

Berderai air mata jika kita mendengarnya........

Tapi kalau ibu sudah tiada..........

IBUUUU...RINDU IBU.... RINDU SEKALI....
Berapa banyak yang sanggup menyuapi ibunya....
Berapa banyak yang sanggup mencuci muntah ibunya.....
Berapa banyak yang sanggup menggantikan alas tidur ibunya.....
Berapa banyak yang sanggup membersihkan najis ibunya...... .
Berapa banyak yang sanggup membuang belatung dan membersihkan luka kudis ibunya....

Berapa banyak yang sanggup berhenti kerja untuk menjaga ibunya.....

Seorang anak menemui ibunya yang sedang sibuk menyediakan makan malam di dapur lalu menghulurkan selembar kertas yang bertuliskan sesuatu. Si ibu segera melap tangannya dan menyambut kertas yang dihulurkan oleh si anak lalu membacanya. Upah membantu ibu:

1) Membantu pergi belanja : Rp 4.000,-
2) Membantu jaga adik : Rp 4.000,-
3) Membantu buang sampah : Rp 1.000,-
4) Membantu membereskan tempat tidur : Rp 2.000,-
5) Membantu siram bunga : Rp 3.000,-
6) Membantu sapu sampah : Rp 3.000,-
Jumlah : Rp 17.000,-

Selesai membaca, si ibu tersenyum memandang si anak, kemudian si ibu mengambil pensil dan menulis sesuatu di belakang kertas yang sama.

1) Biaya mengandung selama 9 bulan - GRATIS
2) Biaya tidak tidur karena menjagamu - GRATIS
3) Biaya air mata yang menitik karenamu - GRATIS
4) Biaya gelisah karena mengkhawatirkanmu - GRATIS
5) Biaya menyediakan makan, minum, pakaian, dan keperluanmu -GRATIS
Jumlah Keseluruhan Nilai Kasihku - GRATIS

Air mata si anak berlinang setelah membaca apa yang dituliskan oleh si ibu. Si anak menatap wajah ibu,memeluknya dan berkata,

"Aku Sayang Ibu". Kemudian si anak mengambil pensil dan menulis

"Telah Dibayar Lunas" ditulisnya pada muka surat yang sama...
Selengkapnya...

Kamis, 23 Desember 2010


BELAJAR DARI CINCIN
Beberapa waktu yang lalu, di Mesir hiduplah seorang sufi yang tersohor bernama Zun-Nun. Seorang pemuda mendatanginya dan bertanya : "Tuan, saya belum faham mengapa orang seperti Anda mesti berpakaian apa adanya dan sangat-sangat sederhana?? Bukankah di zaman seperti ini berpakaian moden amat perlu, bukan hanya untuk penampilan namun juga untuk tujuan banyak hal lainnya!!!?."

Sang sufi hanya tersenyum, ia lalu melepaskan cincin dari salah satu jarinya, lalu berkata : "Wahai anak muda, akan kujawab pertanyaanmu, namun sebelum itu aku ingin kau melakukan satu hal untukku. Ambillah cincin ini dan bawalah ke pasar di seberang sana. Cobalah, bisakah kamu menjualnya seharga satu keping emas."
Melihat cincin Zun-Nun yang kotor, pemuda tadi merasa ragu; "Satukeping emas??. Saya tidak yakin cincin ini bisa dijual seharga itu." "Cobalah dulu anak muda. Siapa tahu kamu akan berhasil menjualnya..!."

Pemuda itu pun segera pergi ke pasar. Ia menawarkan cincin itu kepada pedagang kain, pedagang sayur, penjual daging dan ikan, serta kepada yang lainnya. Ternyata, tak seorang pun berani membeli dengan harga satu keping emas. Mereka menawarnya hanya satu keping perak.

Tentu saja, pemuda itu tak berani menjualnya dengan harga satu keping perak. Setal lelah menawarkan Ia kembali ke kediaman Zun-Nun dan melaporkan; "Tuan, tak seorang pun yang berani menawar lebih dari satu keping perak."

Zun-Nun, sambil tetap tersenyum arif, berkata, "Sekarang pergilah kamu ke toko emas di belakang jalan ini. Coba perlihatkan kepada pemilik toko atau tukang emas di sana. Jangan buka harga. Dengarkan saja, bagaimana ia memberikan penilaian."

Pemuda itu pun pergi ke tempat yang dimaksud. Tak lama berselang Ia kembali kepada Zun-Nun dengan raut wajah yang lain. Ia kemudian melaporkan; "Tuan, ternyata para pedagang di pasar tidak tahu nilai sesungguhnya dari cincin ini. Pedagang emas menawarnya dengan harga seribu keping emas. Rupanya nilai cincin ini seribu kali lebih tinggi daripada yang ditawar oleh para pedagang di pasar."

Zun-Nun tersenyum simpul sambil berujar lirih; "Itulah jawaban atas pertanyaanmu tadi orang muda. Seseorang tak bisa dinilai daripakaiannya. Hanya "para pedagang sayur, ikan dan daging di pasar" yang menilai demikian. Namun tidak bagi "pedagang emas".

Emas dan permata yang ada dalam diri seseorang, hanya bisa dilihat dan dinilai jika kita mampu melihat ke kedalaman jiwa. Diperlukan kearifan untuk menjenguknya. Dan itu memerlukan proses wahai anak muda. Kita tak bisa menilainya hanya dengan tutur kata dan sikap yang kita dengar dan kita lihat sekilas.Seringkali yang disangka emas ternyata besi biasa dan yang kita lihat sebagai besi biasa ternyata emas."
Selengkapnya...

Rabu, 15 Desember 2010


Dalil-dalil Yang Menetapkan Eksistensi Kesurupan Dan Masuknya Jin Ke Dalam Tubuh Manusia.
1. Allah Subhanahu wata'ala berfirman, “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila.” (Al-Baqarah: 275). Al-Imam al-Qurtubi rahimahullah berkata, “Di dalam ayat ini terdapat dalil atas batalnya hujjah orang yang mengingkari kesurupan (kemasukan jin), dan menganggap bahwa hal tersebut merupakan bagian dari pembawaan lahir dan sesungguhnya setan tidak berjalan pada diri manusia dan tidak pula masuk ke dalamnya.” (lihat: Tafsir al-Qurtubi, 30/230)
2. Dikeluarkan oleh Ahmad, Abu Dawud, dan at-Thabrani dari hadits Ummu Abban binti al-Wazi’ dari bapaknya, dari kakeknya bahwasanya ia pernah pergi ke Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dengan membawa anaknya yang kesurupan, maka beliau Shallallahu 'alaihi wasallam berkata, “Dekatkan ia kepadaku dan hadapkan punggungnya di depanku,” maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam membuka pakainnya dari atas sampai bawah lalu memukul punggungnya seraya berkata, ‘Keluarlah wahai musuh Allah ,’ kemudian ia pun kembali melihat dengan pandangan yang benar (sembuh).”
3. Dikeluarkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari Shafiyyah binti Huyay radhiyallahu 'anha bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya setan mengalir di dalam tubuh anak Adam melalui pembuluh darah.”
Sebab-sebab Kesurupan (Kerasukan Jin)
Berikut ini adalah ringkasan dari sebab-sebab masuknya jin pada tubuh manusia (lihat: wiqayatu al-Insani min al-Jinni wa asy-Syaitani, Karya: Syaikh Wahid Abdus Salam Bali):
1. Karena kecintaan jin yang sangat besar kepada manusia tersebut.
2. Karena kezhaliman manusia terhadap jin, seperti menyiramkan air panas kepadanya, menindihi jin dari tempat yang tinggi atau dengan kencing di lubang atau selainnya.
3. Karena kezhaliman jin terhadap manusia seperti merasukinya tanpa sebab, sedangkan dia tidak rela dengan hal itu.
Cara Mencegah Dari Kesurupan Jin Sebelum Terjadi.
1. Membiasakan untuk berdzikir kepada Allah Subhanahu waTa'ala secara terus-menerus dan mendekatkan diri kepadaNya dengan menjalankan ketaatan-ketaatan, karena sesungguhnya ketika manusia semakin dekat dengan Allah Subhanahu waTa'ala setan pun akan semakin jauh dari manusia.
2. Membaca bismillah ketika mengerjakan sesuatu, khususnya pada kondisi berikut:
a. Ketika meloncat dari tempat yang tinggi.
b. Ketika melempar sesuatu ke tanah/bumi seperti menyiramkan air panas atau melempar sesuatu yang berat.
c. Ketika melewati tempat-tempat yang dilalui oleh binatang liar atau tempat-tempat yang gelap atau tempat-tempat sepi.
3. Berdzikir kepada Allah Subhanahu waTa'ala dengan dzikir-dzikir yang terbatas dengan waktu, seperti dzikir pagi petang, ketika hendak makan dan yang lainnya.
4. Tidak membunuh ular-ular yang berada di dalam rumah kecuali setelah memohon pertolongan kepada Allah dengan menyebut nama Nya agar ular tersebut mau keluar.
5. Tidak mendengarkan lagu dan musik.
6. Tidak melihat wanita-wanita (bukam mahram) dan seluruh yang diharamkan Allah Subhanahu waTa'aladan tidak berdua-duaan dengan mereka (khalwat) karena wanita merupakan perangkap dan pancingan setan.
7. Bersungguh-sungguh dalam menjaga shalat berjama’ah.
8. tidak tinggal di tempat-tempat reruntuhan bangunan, kamar mandi, kuburan-kuburan dan tempat-tempat kosong/sepi dan tidak melaksanakan shalat di kandang unta serta atau shalat ketika terbit atau terbenamnya matahari.
9. Membiasakan berjama’ah dan tidak menyendiri seperti ketika bepergian atau masuk ke padang sahara atau tanah yang lapang, maka jika terpaksa hendaklah memperbanyak dzikir kepada Allah Subhanahu waTa'ala dan memohon perlindungan kepadaNya.
10. tidak kencing di lubang atau bersuci dengan menggunakan tulang atau kotoran binatang.
11. Dianjurkan berwudhu sebelum tidur dan membaca dzikir sebelum tidur serta meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu waTa'ala
12. Menjauhi perbuatan-perbuatan maksiat karena hal tersebut dapat menjauhkan seseorang dari Allah Subhanahu waTa'ala dan mendekatkan dirinya kepada setan.
Terapi Atau Pengobatan Terhadap Orang-orang Yang Kesurupan.
Tahap Pertama: Tahap Terapi/ Pengobatan.
letakkanlah tangan anda di atas kepala pasien dan bacakan ayat-ayat (al-Qur’an) yang dapat mengusir setan secara tartil, seperti membaca al-Fatihah; ayat Kursi; tiga ayat terakhir dari surat al-Baqarah; al-Mu’awidzatain (surat al-Falaq dan an-Naas); al-Ikhlas; dan semua surat-surat dan ayat-ayat yang memiliki keutamaan “dapat mengusir setan”.
Tahap kedua: Tahap pasca terapi/ Pengobatan.
Tahapan ini adalah tahapan yang berat karena dalam tahap ini memungkinkan jin untuk kembali lagi ke dalam tubuh pasien, oleh karena itu wajib atasnya hal-hal berikut :
1. Menjaga shalat berjamaah.
2. Berdzikir kepada Allah Subhanahu waTa'ala dalam setiap waktu, khususnya pada waktu-waktu tertentu (yang disunnahkan).
3. Hendaklah pasien tersebut kembali kepadamu, agar kamu membacakan kepadanya (meruqyah) setelah beberapa saat, atau dengan memberikan air yang dibacakan ayat-ayat yang dapat mengusir setan, kemudian sebagian dia minum dan sebagiannya ia gunakan untuk mandi.
4. Membaca bismillah ketika hendak melakukan sesuatu.
5. Mendengar dan menyimak ayat al-Qur’an dan membacanya.
Peringatan-peringatan Bagi Penerapi
1. Jin terkadang datang berteriak-teriak, memanggil-manggil, menakut-nakuti dan mengancam, maka janganlah kamu takut kepadanya, akan tetapi pukullah dia dan berilah ia pelajaran (dengan menghukumnya), niscaya dia akan menjadi tenang dengan izin Allah Subhanahu waTa'ala dan bacakanlah pula kepadanya firman Allah Subhanahu waTa'ala “Sesungguhnya tipu daya setan adalah lemah.”
2. Jin terkadang mencaci maki atau menghinamu, maka janganlah kamu marah.
3. Jin terkadang berkata kepada-mu, “Kamu adalah seorang lelaki yang shalih dan aku akan keluar karena kemuliaanmu,” maka katakan kepadanya, “Saya adalah hamba Allah Subhanahu waTa'ala yang lemah dan keluarlah kamu semata-mata karena ketaatanmu kepada Allah dan rasulNya.”
4. Terkadang kamu akan mendapati jin yang sangat keras kepala, maka dalam kondisi seperti ini, ambillah setengah gelas air dan dekatkan ke mulutmu, lalu tiupkan padanya (gelas tersebut) setelah membaca ayat-ayat ruqyah, lalu minumkan padanya (pasien tersebut), niscaya jin tersebut akan merasa ketakutan dan mematuhimu, serta akan keluar dengan izin Allah Subhanahu waTa'ala Jika dia belum keluar, maka teruslah kamu membacakannya, walaupun setelah selang beberapa saat sampai dia keluar dengan izin Allah Subhanahu waTa'ala
5. Hendaklah ruqyah dibaca dengan tartil, Khusyu’ dan dengan suara yang terdengar.
6. Jin terkadang meminta syarat-syarat tertentu, maka jika dalam syarat-syarat tersebut merupakan bentuk ketaatan kepada Allah Subhanahu waTa'ala dan RasulNya shallallahu 'alaihi wasallam maka tidak mengapa syarat-syarat tersebut dipenuhi, akan tetapi sampaikan kepadanya bahwa dia melaksanakan perbuatan ini bukan karena ketaatan kepadanya, akan tetapi semata-mata hanya menaati Allah Subhanahu waTa'ala. jika jin tersebut menyuruh untuk melakukan perbuatan maksiat, maka janganlah dituruti permintaannya. Akan tetapi berilah dia hukuman atas hal itu.
7. Jika Allah Subhanahu waTa'ala menjauhkan/memalingkan jin tersebut dari si pasien, maka suruhlah dia dan orang yang bersamanya agar mereka sujud kepada Allah Subhanahu waTa'ala sebagai rasa syukur kepadaNya karena telah menyelamatkan mereka dari jin yang zhalim ini, begitu juga hendaknya kamu sujud sebagai rasa syukur kepada Allah Subhanahu waTa'ala atas taufikNya kepadamu dengan menghilangkan kezhaliman ini.
8. Apabila Allah Subhanahu waTa'ala telah menjauhkan/ memalingkan jin melalui perantara kedua tanganmu, maka janganlah kamu berkata, “Aku telah mengeluarkannya (jin tersebut) atau aku telah menjauhkan/ memalingkannya”, akan tetapi katakanlah, “Sesungguhnya Allah Subhanahu waTa'ala lah yang telah menjauhkan/ memalingkannya, atau Allah Subhanahu wata'ala lah yang telah mengeluarkannya.” Dan waspadalah kamu dari sifat ujub (membanggakan diri), sesungguhnya hal itu merupakan celah masuknya setan yang paling besar.
Selengkapnya...